Judul buku : Manusia Setengah Salmon
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Edisi cetakan : I
Tahun terbit : Desember, 2011
Tebal buku : 272
Harga buku : Rp 42.000
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Edisi cetakan : I
Tahun terbit : Desember, 2011
Tebal buku : 272
Harga buku : Rp 42.000
Dunia sastra Indonesia kini dibanjiri dengan buku-buku kumpulan cerpen bertemakan komedi. Buku kumpulan cerpen yang berjudul Manusia Setengah Salmon karya Raditya Dika ini misalnya. Buku keenam yang ditulis setelah Marmut Merah Jambu juga mendapat respon yang sangat besar dari pembaca. Antusiasme ini dapat terlihat dari banyaknya pembaca setia buku-buku Raditya Dika menunggu peluncuran buku ini.
Buku keenam ini memiliki format penulisan yang sama dengan buku sebelumnya. Buku ini ditulis dengan gaya khas Raditya Dika yaitu menjelek-jelekkan diri sendiri. Bukunya juga akan lebih tebal sedikit dibandingkan Marmut Merah Jambu. Berbeda dengan buku-buku Radit sebelumnya, Manusia Setengah Salmon tidak ada pre-order (pesan duluan) resminya.
Berikut cuplikan cerita dari suatu bab di buku ini :
Nyokap memandangi penjuru kamar gue. Dia diam sebentar, tersenyum, lalu bertanya, 'Kamu takut ya? Makanya belom tidur?'
'Enggak, kenapa harus takut?'
'Ya, siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiiiiii...,' kata Nyokap, mencoba menakut-nakuti.
'Enggak takut, Ma,' jawab gue.
'Kikkikikiki.' Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. 'Kikikikikiki.'
'Aku enggak ta—'
'KIKIKIKIKIKIKIKI!' Nyokap makin menjadi.
'Ma,' kata gue, 'kata orang, kalo kita malem-malem niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho.'
'Enggak, kenapa harus takut?'
'Ya, siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiiiiii...,' kata Nyokap, mencoba menakut-nakuti.
'Enggak takut, Ma,' jawab gue.
'Kikkikikiki.' Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. 'Kikikikikiki.'
'Aku enggak ta—'
'KIKIKIKIKIKIKIKI!' Nyokap makin menjadi.
'Ma,' kata gue, 'kata orang, kalo kita malem-malem niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho.'
‘JANGAN NGOMONG GITU, DIKA!' Nyokap sewot. 'Kamu durhaka ya nakut-nakutin orang tua kayak gitu! Awas, ya, kamu, Dika!'
'Lah, tadi yang nakut-nakutin siapa, yang ketakutan siapa.'
Setelah membaca kalimat-kalimat dalam buku yang memuat 19 bab ini, saya simpulkan bahwa penulis mempunyai paradigma yang unik dalam menyikapi sebuah pengalaman ataupun kejadian yang ia alami. Cerita yang diceritakan dalam buku ini bercerita tentang pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati. Simak juga bab berisi tulisan galau, observasi ngawur, dan lelucon singkat khas Raditya Dika. Dan juga, akan ada komik di beberapa bab, ada ilustrasi juga di beberapa bab yang di buat oleh Ardiano Rudiman.
Hal menarik lainnya adalah teknik penceritaan dalam buku ini. Radit berhasil meramu pengalaman-pengalaman kecilnya dengan gaya humor dan bisa ditertawakan oleh pembacanya. Radit menggunakan bahasa gaul seperti “lo” dan “gue’ sehingga buku ini cocok dibaca oleh kalangan remaja yang berharap jadi gaul. Selain itu, buku ini berisi lelucon-lelucon yang bisa menemani waktu senggang dan sebagai pengganti dongeng sebelum tidur.
Sayangnya, bahasa yang digunakan dalam buku ini terkesan terlalu vulgar dan menjelek-jelekkan diri. Kalau dilihat dari keseluruhan isi buku, kebanyakan isi buku ini menceritakan tentang kebodohan dan kesalahan-kesalahan penulis. Ini menunjukkan seakan-akan kebodohan dan kesalahan patut untuk ditertawakan.
Asalnya judul buku ini adalah Salmon Galau. Tapi, kemudian Radit mengubah judunya jadi Manusia Setengah Salmon. Kenapa judulnya harus diganti dengan Manusia Setengah Salmo ? Penasaran kan ? Jangan lupa tanggal terbitnya, 24 Desember ini !
0 komentar:
Posting Komentar