Rabu, 09 Maret 2011

SEMESTER SATU

Assalamu’alaikum wr.wb.

Penggunaan gw bukan untuk sok kota ato sok gaul, tapi demi tercapainya note yang lebih luwes.

Oke saudara-saudara dan saudari-saudari yang gw sayangi dan gw banggakan. Kali ini dalam kesempatan yang baik (absolutely NO). Kenapa gw bilang NO? apa gara-gara gw lagi menderita epilepsi, penyakit babi berkelanjutan atau gak bisa BAB satu minggu? Oke, itu keterlaluan ekstrimnya. Kayaknya gw penyakitan banget deh dari deskripsi di atas.

Ini semua berhubungan sama masa perkuliahan gw yang udah berjalan, berlari, ngesot dan semua aktivitas pergerakan yang telah berlangsung selama 1 semester, exactly Cuma 5 bulan. Tapi sebelum masuk masa perkuliahan kita masuki masa perkost.an dulu (apa-apaan). Sebelum gw menginjakkan kaki di dalam dunia perkost.an yang penuh dengan cerita mulai dari yang menarik, semi menarik, nggak menarik, bahagia, agak bahagia, dan nggak bahagia.

Oke, mari kita mulai ceritanya. Dengan segala hormat biar gak ada pihak-pihak yang tersinggung dalam cerita gak penting ini. Tak kenal maka tak sayang, oke gw gak akan perkenalin para temen kos gw, kenapa? Karena ntar jalan ceritanya akan berubah. Gw gak mau note ini berubah judul “Balada Kos Sumarmo”. Ya, kos gw tergolong unik, dengan lokasi di Pancakarya No 77 A. Dengan formasi 3 orang guru yang dah ngajar, 1 orang mahasiswa semester 7, 6 orang mahasiswa semester 5, dan kami 3 orang pendatang baru semester 1 yang penuh dengan kata masalah (termasuk gw).

Kenapa Kita Nge-Genk???

Sebenarnya aku bingung awal tulisan ini apa. Kenapa aku bingung? Karena aku sebenarnya tak punya banyak pengetahuan tentang hal ini. Kenapa aku gak tahu? Apa karena aku gak nge-genk? I don’t know. Mungkin aku mulai dari kata Genk itu sendiri. Kalau aku terjemahin kata ini dengan kamus otakku yang gak seberapa lengkap, kata Genk ini aku mulai dengan kumpulan. Terus kumpulan apa? Kumpulan anak atau orang, dalam hal ini tentu saja tak terbatas pada kaum muda saja. Kaum anak-anak dan dewasa tentu saja ikut andil dalam memberikan eksistensinya dalam pembentukan genk tersebut. Kita lihat saja, mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa sedikit atau banyak pasti pernah melakukannya, sadar atau tidak. Kenapa aku bilang sadar atau tidak? Karena yang namanya Genk itu gak mesti terbentuk dengan adanya perjanjian. Secara tidak sengaja kita bisa membentuknya. Misalnya kita sebagai anak yang “culun”, kita tentu saja ingin bergaul dengan anak yang culun juga, karena bila kita bergaul dengan anak yang gak culun, kita pasti akan dianggap culun dan hanya dibuat sebagai bahan olokan. Berbeda ketika kita bergaul dengan sesama culun. Tentu saja keculunan kita terasa akan sama satu sama lain, karena sama-sama culun. Kita tentu akan merasa sebagai anak yang gak culun dan merasa ada teman seperjuangan dan sepenanggungan. Namun baikkah ini? Sebenarnya kalau aku sih gak mau komentar, males soalnya, tapi kalau aku gak komentar tentu aja tulisan ini akan berhenti dan Cuma sedikit, makanya aku mau komentar. Ya balik ke komentar. Menurut aku tentu saja hal ini tidak baik. Mengapa tidak baik? Karena jahat???? Gak nyambung. Mengapa aku bilang gak baik. Karena dunia ini emang aneh, orang diciptain beda-beda, kenapa? Supaya berwarna tentunya. Kalau semuanya sama, hidup akan terasa biasa-biasa saja. Misalnya tadi ada anak culun, ada anak yang gak culun (biar gampang aku sebut aja anak gaul). Kenapa anak culun disebut anak culun? Ya karena ada anak Gaul. Terus kenapa anak gaul disebut anak gaul? Ya karena ada anak culun. Maka bersyukurlah hai kau anak gaul karena adanya anak culun. Balik ke topic awal. Di dunia ini yang namanya sosialisasi itu perlu, perlu dipelajari, perlu dilakukan dan dipraktekkan. Kita tentu akan melaluinya tiap hari. Karena itu mau tidak mau harus mau untuk bersoaisalasi……..berp…ribet maksudku bersosialisasi. Makanya kita walaupun anak culun sekalipun (kita………..elo aja kaleeee) harus mau bersosialisasi dengan semuanya, baik itu anak culun atau gaul. Kalau misalnya kita Cuma bergaulnya sama anak culun tentu kita (udah dibilang elo….ya elo….) ya dah kamu……….kalau kamu bergaulnya Cuma sama anak culun tentu kita akan semakin terpuruk sebagai anak culun. Terus bagaimana caranya supaya kita bisa naik kasta ke level anak gaul? Ya bergaullah dan pergaulilah anak-anak gaul tersebut. Niscaya kamu akan naik kasta ke level gaul tersebut. Maaf bila dalam penulisan blog ini agak melenceng atau jujur aku katakan melenceng jauh dari judul di atas karena ada kesalahan dalam pemikiran di otak saya. Jadi salahkanlah otak saya ini. Fin.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!
 
 
Copyright © Androsive
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com