Sabtu, 21 September 2013

SAJAK U-U-U-U

Hari ini sabtu malam, malam minggu atau hari apalah boleh sesukamu menyebutnya.
Seperti biasa, hari ini harusnya jadi hari yang nyenengin atau seenggaknya bisa sejenak kuhabiskan waktu sama kamu. Iya kamu, siapa lagi?
Dan emang bener, yang namanya kesabaran harus diuji lagi, yang namanya jarak sama komitmen mesti diuji sama yang namanya tugas. Ya, kami memang masih disibukkan dan dibuat sibuk sama yang namanya tugas. Dari mana? Mana aja tentunya.
Harusnya hari ini bisa ketemu untuk sekadar bertemu melepas rindu tiga minggu yang udah berlalu. Harusnya sabtu jadi hari bertemu antara seorang ratu dan aku. Ah kalau harusnya terus aku pengennya bisa harusnya ditarik 2 tahun kemarin, biar gimana caraku ke kamu sang ratu bisa berubah, bukan berubah tepatnya, diperbaiki.

Waktu selalu emang gak pernah bohong kalau dia akan terus berjalan, dan aku tau kalau pasti nanti ada waktuku sama kamu. Percaya deh, sehari tetep 24 jam, sejam tetep 60 menit, semenit tetep bakal 60 detik. Gak perlu ditunggu ataupun diputar, yang namanya waktu emang udah ada alurnya kok.
Kamu, yang tak pernah berlalu, yang tak pernah beranjak dari penglihatanku, maafku karena hari ini ku tak bisa bertemu, bukan ku tak mau atau ku ingin bisu di depanmu. Tapi kutau kau banyak perlu untuk masa depanmu. Kamu, yang selalu aku rindu, ratuku, ah terlalu banyak nada u-u-u-u tapi biarlah karena ini emang tentang kamu.
Aku ingin banyak bercerita hari ini, harusnya. Aku ingin banyak bersua hari ini, harusnya. Aku ingin memboncengkanmu, harusnya. Ah, lagi-lagi harusnya. Tapi aku emang pengen semua itu, aku kangen semua itu.
Kamu tau hari ini aku bimbingan dan ternyata itu sekalian ujian, seenggaknya aku udah tenang karena udah gak ada tanggungan. Tapi aku selalu ada beban karena hari ini tak bisa ke Semarang. Masalahnya bukan Semarang, tapi emang semuanya gak tentu.
Dariku untuk ratuku yang selalu menunggu, selalu.


0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Copyright © Androsive
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com